Buruknya Kinerja Direksi Telkom, Lembaga Kajian Strategis BUMN Laporkan ke Presiden
Jakarta, SuaraJournalist-KPK | Lembaga Kajian Strategis Badan Usaha Milik Negara membongkar adanya sinyalir dugaan ketidakberesan pengadaan barang proyek di PT Telkom. Adanya sinyalemen itu dibeberkan dalam surat lembaga itu ke Presiden RI perihal buruknya kinerja PT Telkom.
Dalam surat yang diteken Direktur Kajian BUMN Strategis, Ir Hendri Sastra itu dinyatakan Direksi Telkom harus diganti semua kalau BUMN strategis ini tidak ingin labanya turun terus dan hutang terus meningkat. Disebutkan, hal itu sejalan dengan kinerja PT Telkom.tbk yang dipimpin oleh Alex J Sinaga, padahal Indonesia merupakan salah satu negara yang menikmati pesatnya kemajuan teknologi internet. Namun, industri telekomunikasi yang menjadi tulang punggung layanan internet justru PT Telkom ditahun 2018 ini mengalami penurunan laba dengan alasan yang sangat tidak relevan dipengaruhi oleh beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi yang meningkat 23,37% YoY menjadi Rp10,24 triliun.
Lembaga itu mengungkapkan adanya keanehan dalam pengelolaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang kenaikan mencatatkan liabilitas atau hutang naik menjadi Rp 103,64 triliun pada 30 Juni 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 86,35 triliun atau sebesar 17,29 trilyun yang dibandingkan dengan aset perseroan naik menjadi Rp 201,96 triliun pada 30 Juni 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 198,48 triliun. Angka itu hanya naik sebesar 3,48 trilyun, yang artinya liabilitas PT Telkom digunakan untuk hal-hal yang tidak banyak memberikan nilai ekonomis dan penambahan asset perusahaan serta investasi yang menguntungkan, atau dengan kata lain ada ketidakefisienan dalam penegelolaan Hutang.
“Begitu juga dengan laba Telkom yang menurun sangat drastis dan tidak masuk akal pada kinerja semester I 2018 Perseroan mencatatkan penurunan laba sepanjang semester I 2018. Dengan mengutip laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mencatatkan laba periode berjalan yang dapat didiatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 28,13 persen dari Rp 12,10 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 8,69 triliun pada semester I 2018. Padahal seiring dengan pemerintah menggenjot peningkatan penetrasi internet, industri telekomunikasi seharusnya laba pada semester 1 2018 ikut naik tapi ini malah turun hingga mencapai 28,13 persen
Di industri telekomunikasi, agar kinerja tetap terjaga, sebaiknya menghindari perang tarif. Tahun lalu memang sempat terjadi perang tarif data, setelah terjadi tren perpindahan konsumsi pelanggan dari voice dan SMS. Padahal Telkomsel tidak ikut perang harga layanan data. Seharusnya strategi tersebut tidak menggangu kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang pada semester I 2018. Justru labanya merosot draktis,” tulis lembaga Kajian Strategis BUMN dalam surat kepada kepala negara itu.
Lebih lanjut dilaporkan, turunya laba PT Telkom dikarenakan Direksi PT Telkom telah gagal melakukan efisiensi hingga Perseroan alami kenaikan di sejumlah beban pada semester I 2018. Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik 18,87 persen menjadi Rp 21,88 triliun pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,40 triliun. Beban penyusutan dan amortisai naik menjadi Rp 10,33 triliun pada semester I 2018.
“Padahal, PT Telkom itu adalah usaha yang berbasis Teknologi tinggi harusnya bisa lebih efisien, jadi patut diduga adanya pratek korupsi dan mark up belanja modal pada Telkom,” beber lembaga ini.
Lembaga ini juga mempertanyakan kinerja Direksi Telkom akibat laba Telkom yang turun hingga 28,13 persen sebab pertumbuhan layanan data, internet & IT service meningkat seiring dengan semakin tingginya penggunaan smartphone, bertambahnya pelanggan IndiHome secara signifikan, dan meningkatnya layanan ICT Solution untuk pelanggan korporasi.serta makain meningkatnya bisnis shoping online yang berbasis layanan data, internet & IT service, seperti juga yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo Maraknya bisnis berbasis teknologi di Indonesia turut menarik perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ekonomi digital ini diyakini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan ini akan berdampak pada meningkatnya laba Telkom seharusnya dan bukan malah turun
“Karena itu Lembaga Kajian Strategis Badan Usaha Milik Negara meminta agar Menteri BUMN melakukan peyegaran Direksi PT Telkom dengan mengelar RUPS Luar biasa Telkom agar Kinerja Telkom bisa terangkat diakhir tahun 2018 ini,” ungkap lembaga ini dalam surat yang ditembuskan ke Menteri BUMN, Menteri Keuangan, Menteri Komunikasi dan Informasi, dan Kepala Badan Intelejen Negara itu.