“Akibat kedua perang tersebut, dunia internasional seakan-akan terbelah menjadi dua kubu yang tidak Jarang saling bersilangan dalam menyatakan dukungannya,” demikian dikatakan Ketua Umum Forum Aktivis Nasional, Bursah Zarnubi dalam samburanya pada diskusi “Design Baru Geopolitik dan kekuatan sumber daya Indonesia menghadapi pertarungan antar negara adikuasa” pada Sabtu (1/6/2024) di Sekretariat DPP Forum Aktifis Nasional, Tegal Parang, Pancoran, Jakarta Selatan.
Selanjutnya Ketua umum Forum Aktivis nasional tersebut menjelaskan, konflik antara Israel dan Palestina mulai memasuki babak baru setelah secara bertahap menyeret Iran secara langsung dalam pusaran perang, sehingga dikhawatirkan akan semakin melebarkan peta konflik di Timur Tengah. Di samping kedua perang terbuka tersebut, situasi Laut China Selatan, hubungan China dan Taiwan serta Korea Utara dan Korea Selatan juga berpotensi menghangatkan suhu politik global,” paparnya.
Menghadapi perkembangan ini, kekhawatiran terjadinya Perang Dunia ketiga mulai menghantui sebagian masyarakat dunia. Situasi ini menuntut setiap negara, tidak terkecuali Indonesia, untuk melakukan re-balancing power dan re-positioning terhadap hubungan antar negara, terutama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Perancis, Rusia maupun negara tetangga Indonesia seperti Australia.
Posisi Indonesia yang strategis di kawasan Asia dan Pasifik membuat indonesia berpotensi terseret dalam situasi global ini,” urainya. Selain itu, kata Bursah, Sumber Daya Alam melimpah yang dimiliki oleh Indonesia juga telah dan akan terus menjadi incaran negara-negara besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka. Kebijakan pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia harus berbasis pada kedaulatan nasional Indonesia.
“Kemampuan Indonesia dalam melakukan re-balancing power dan re-positioning terhadap situasi global hal ini menjadi kunci bagi kemajuan Indonesia ke depan,” pungkas Ketum Forum aktifis nasional, Bursah Zarnubi.