15 September 2018 | Dibaca: 1393 Kali
Launching Lagu Kampung Bayam Dengan Tema Menunggu Realisasi Rumah Deret Di Kampung Bayam
Jakarta-Didekat bantaran rel Kereta Api disekitar kawasan Taman Bersih Manusiawi Berwibawa (Taman BMW) Jakarta Utara, ada permukiman warga yang dikenal bernama Kampung Bayam. Mengapa Kampung Bayam, sebab sebagian besar warganya adalah para petani bayam. Berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Di Kampung Bayam saat ini bermukim 2.500 hati, atau sekitar 535 kepala keluarga (KK).
Kampung Bayam sudah ada sejak tahun 1980, menempati lahan seluas 26,5 hektar. Dan warganya hidup tentram dan berkecukupan. Akan tetapi di penghujung bulan Agustus 2008, petaka itu datang. Ketentraman hidup warga Kampung Bayam pun sirna ketika Buldozer Pemprov DKI Jakarta berhasil meratakan dengan tanah rumah-rumah dan bangunan lainnya di kampung tersebut. Alhasil atas nama penataan kota, gelak tawa ceria anak-anak di Kampung Bayam terenggut. Sebagai gantinya ialah ratapan kesedihan mencari keadilan.
Paska penggusuran sampai dengan saat ini, warga Kampung Bayam tetap tinggal di sana. Tetapi sedikit bergeser menempati didekat bantaran rel Kereta Api, berdampingan dengan Taman BMW. Waktu berlalu, warga Kampung Bayam mulai dapat menata kembali puzzle hidup mereka yang sempat berserakan. Pelan tapi pasti, ketentraman kembali bersama mereka. Warga dapat bertani bayam kembali. Dan Kedamaian hati warga Kampung Bayam kembali bersemi.
Namun damainya hamparan hijau bayam di Kampung Bayam sepertinya akan terusik lagi. Imbas rencana Pemerintah propinsi DKI Jakarta yang akan merealisasikan pembangunan kompleks gelanggang olahraga bertaraf internasional di Taman BMW, akan merengut lahan bayam mereka. derita penggusuran membayangi kembali wajah-wajah polos seluruh warga Kampung Bayam. Rasa was-was, serta ketakutan pun menyelimuti hari-hari anak-anak Kampung Bayam.
Lalu kemana mereka harus mencari keadilan ?Adalah Neno Warisman seorang aktivis sosial pemberdayaan wanita dan anak-anak, atau yang lebih sering dipanggil bunda Neno, bersama Relawan Edu 111 selama setahun lebih sejak awal tahun 2017 hingga saat ini meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan materi, untuk mendampingi warga Kampung Bayam agar tetap tersenyum sembari merajut harapan. Bunda Neno juga beraudiensi dengan legeslatif daerah dan pusat, serta Gubernur, agar titik temu antara harapan warga Kampung Bayam dan ide penataan kota dari pemerintah propinsi DKI Jakarta dapat sejalan. Sehingga warga Kampung Bayam mendapatkan relokasi seperti yang mereka harapkan.
Bunda Neno dan Relawan Edu 111 pun bersama-sama dengan warga berhasil menyulap Kampung Bayam menjadi Urban Farming. Yang memungkinkan dapat dijadikan tujuan agro wisata kota, yaitu; sebuah kampung di tengah kota yang memiliki kebun bayam yang menghasilkan bayam berkualitas.
Namun upaya mengubah wajah Kampung Bayam agar relevan terhadap peradaban kota, serta upaya beraudiensi kepada Legeslatif dan Gubernur, sepertinya belum membuahkan hasil positif. Oleh Pemprov DKI Jakarta warga tetap akan di relokasi ke Rusun diluar area Taman BMW. Warga setuju jika akan direlokasi, namun warga sangat berharap agar Pemprov DKI jakarta dapat merelokasi mereka dengan membangunkan rumah deret tetap di sekitar Taman agar mereka masih bisa mengelola kebun bayam.
"Sejak 1996 di Kampung Bayam punya kelompok tani kebun bayam. Mereka tak sembarangan hadir di Jakarta. Sebab mereka punya potensi mengembangkan urban farming untuk budidaya sayur," Ungkap Bunda Neno menjelaskan secara serius.
Kata seorang pujangga, jika hati susah tergerak dengan kata-kata, maka cobalah dengan bernyanyi. Maka agar hati para pejabat pengambil keputusan dapat tergerak, Bunda Neno pun menulis dan mengarransemen satu lagu berjudul; “Kampung Bayam”. Dan hari ini Jumat (14/09/2018), bertempat dilokasi Kampung Bayam, secara sederhana Bunda Neno dan Relawan Edu 111 melaunching lagu “Kampung Bayam”. Agar dapat mengetuk hati para pejabat pengambil keputusan, supaya realisasi janji Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk membangunkan rumah deret di sekitar Taman BMW sebagai relokasi pemukiman seperti yang di harapkan warga Kampung Bayam.